Archive for December, 2012

HIDUP

land

Di kota cantik yang biasa
Aku tak bisa tertawa dengan cara yang sama dan berjalan dengan kepala tertunduk
Orang-orang berjalan dengan tergesa-gesa
“Sudahkah mimpimu terwujud?”
Aku masih berjuang

Aku ingin mencoba hidup lebih baik di masa sekarang
dibandingkan dengan kembali ke masa kecilku
Sifatku yang penakut

Aku pergi ke tempat yang cerah dan meregangkan lenganku
Bisakah aku melintasi langit itu? Itulah yang ku pikirkan
Sayap yang kugunakan untuk terbang masih belum terlihat
Karena tidak mudah, bahwa aku bisa melanjutkan hidup

Hanya dengan memungut kucing kecil yang kebasahan
Membuatku sedikit tersenyum dan air mata pun mengalir
“Aku ingin dicintai, aku hanya ingin dicintai”
Itulah yang ku katakan, Tapi tidak baik jika hanya meminta sesuatu

Ada saat dimana aku menyakiti ibuku sewaktu kecil
Aku ingin mengubah semuanya sekarang

Aku pergi ke tempat yang terang dan mencoba menggenggam erat tanganku
Aku akan menghancurkan tempat itu, saat itu
Aku bisa mengubah hidupku
Tapi aku benar-benar tak bisa mengutarakan segala sesuatu yang ada di hatiku
Karena tidak mudah dan aku bisa tetap melanjutkan hidup

Aku pergi ke tempat yang terang dan membuka sebuah peta, tapi
Aku tahu.. Kau tahu.. bahwa keragu-raguan tak bisa ditolong
Aku bisa mengubah hidupku

Seluruh hari yang telah berlalu membentuk diriku yang sekarang
Karena tidak mudah, bahwa aku bisa tetap melanjutkan hidup

 

Ada yang Salah dengan Jilbabku



Angin berhembus pelan menggerakkan daun-daun di pucuk-pucuk pohon. Suasana nan sejuk. Nampak sebuah bangunan megah berlantai dua, SMA Kusuma Bakti.

Siang nan lengang, anak-anak sekolah terlihat keluar kelas untuk istirahat siang. Akupun melangkahkan kakiku menuju kantin sekolah. Tapi aku terkejut melihat seorang anak gadis di tengah lapangan basket.

“Please…! look at me…! hi boys… please…! look at me… i’m beautiful…” teriak  gadis itu mengusik suasana damai di siang hari. Tapi tak seorangpun mau memperhatikannya.

“Ya Allah…!” aku memegang tangan gadis itu dan membawanya pergi.

“Nis… jangan ditarik-tarik begini…” teriaknya.

“Zahro, kamu tu dah gila ya? Kenapa kamu teriak-teriak ngobral diri,  mang kamu barang dagangan?” tanyaku ketus.

“Nis… aku pingin punya pacar…” jawabnya polos.

“Iya… aku tahu, tapi bukan begini caranya”

“Lha, trus gimana?”

“Ya… sabar, aku pikir dulu”

“Tapi cepet…!!! Kalo mikirnya lama, sama juga boong”

“Iya… Bawel banget sih… abis pulang ke sekolah aku tungguin kamu ditaman”. Dia hanya tersenyum terus berlalu.

Aku geleng-geleng kepala, temanku yang satu ini benar-benar tomboy, nggak punya malu. Namanya indah, Alfu Zahro’ atau seribu bunga. Kulitnya putih, rambutnya hitam tergerai. Penampilannya sangat modis, wajahnya mengingatkanku pada Lindsay Lohan, seorang aktris cantik hollywood. Dia bukan anak miskin, keluarganya bercukupan. Tapi kenapa…? Tak seorangpun cowok disekolah ini mau jadi pacarnya.  Jangankan si Ferdy, yang ganteng dan jago basket… si Udin yang wajahnya dibawah standar itu tak mau pacaran dengan Zahro’.

“Ah… Tak tahu kenapa…?” Banyak tanya yang bergelayut didalam hatiku tentang Zahro’.

***

   Burung-burung berkicau diatas pohon, melagukan harmoni yang indah. Matahari bersinar tak begitu terik, sehingga aku benar-benar nyaman duduk ditaman ini. Apalagi angin bertiup sejuk. Tapi hatiku sebel… sudah lebih seperempat jam aku menunggu Zahro’ tapi kenapa belum kelihatan juga batang hidungnya. Kemana tu anak? Anak itu kalo janjian mang suka ngaret…

“Ih…” kalo datang bakal tak berondong makian.

“Sebel bangeeet…” umpatku.

Tiba-tiba ku dengar suara mendekat.” Itu pasti dia. Awas… ya…!” aku menoleh… mang benar dia… kulihat wajahnya biasa, tanpa merasa bersalah.

“Halo Nisa… maap ya…! terlambat, tadi jalannya macet” terdengar kata-kata konvensionalnya. Gak mutu…!

“ughhh… jalannya macet ya? Kenapa nggak bilang kalo kamu tu suka ngaret kalo janjian…” aku mau marah, tapi coba kutahan. “Iya… maap… cepetan! Katanya mau kasih cara buat dapat cowok”. “Aduh… anak ini… benar-benar nggak punya perasaan, datang-datang langsung nodong” batinku.   “Iya, makanya aku ngajak kamu kesini tu ya untuk bantu kamu”.

“Cepat! Katakan caranya… nggak usah pakai basa-basi. Katakan! Bagaimana caranya Nis?” buru dia tidak sabar.

“Tenang donk…!”. Aku mengambil bungkusan yang kubawa tadi dari rumah, kubuka dan kuberikan pada Zahro’.

“Inikan… jilbab…? mang cari cowok pakai jilbab?” tanyanya nggak percaya.

“Wajahmu tu genit banget, kalo pakai jilbab kan terlihat feminim. Kamu nggak tau sih… Orientasi cowok sekarang tu cewek feminim”.

“Coba kamu pakai dulu! Biar aku lihat wajahmu”. Dengan ragu-ragu akhirnya dia memakainya  juga. “Gimana, cantik nggak?”. Aku takjub. “Subhanallah… Kamu cantik banget Zahro’, wajahmu mirip Zaskia Adya Mecca” gumamku. Zahro’ hanya tersenyum.

“Tapi sekian lama kamu makai jilbab, kamu juga nggak punya pacar Nisa…”. Aku terdiam sesaat . aku tahu dia akan bertanya seperti itu. Aduh, pertanyaan yang sulit kujawab. Ku kumpulkan keberanianku, kuatur kata-kataku, semoga kamu nggak marah Zahro’. Aku nggak berniat menyakiti hatimu. Ya Allah… aku berniat dakwah.

“Ehmm… ya, karena dalam islam pacaran itu haram” ucapku tegas. Mendengar kata-kataku, Zahro’ menunduk, tiba-tiba dari sudut matanya menngumpal butiran-butiran bening. Air matanya mengkristal, meleleh, membasahi pipinya yang putih.

“Afwan Zahro’, bukan aku melarang kamu pacaran, tapi mang karena Allah tu sayang ma kita…” jelasku.

“Terima kasih Nisa… Kenapa sih kamu selalu care sama aku?”.

“Quu angfusakum wa ahlikum naara… Kau adalah ahli-ku Zahro’, aku sayang sama kamu” aku tak bisa menahan tangisku. Zahro’ menghambur, lalu memelukku. Ia terisak dalam tangisannya.

“Sungguh… Dari dulu aku itu bingung dengan jati diriku. Aku itu bingung mencari identitasku… Hari ini kamu telah menyadarkan aku. Dan karena kamu telah meyakinkan aku, aku akan mengikutimu Nisa” ucapnya yakin tanpa keraguan sedikitpun.

Aku bahagia, seribu bunga telah kucium wanginya. Bibirku tak berhenti mengucap syukur… Alhamdulillah… Ya Allah kau tunjukkan Hidayah-Mu di hatinya…” kami berpelukan dalam tangis kebahagiaan.

***

             Bel tanda istirahat berbunyi. Aku berjalan keluar kelas. Lalu ku rebahkan tubuhku di kursi tua—depan taman sekolah. Aku jadi leluasa memandang teman-temanku. Ada yang sedang mojok buat berduaan, ada yang sedang ngobrol. Ada juga para cowok yang sedang main basket.

Aku teringat Zahro’ sudah tiga minggu ini dia pakai jilbab. Kalau sore juga sering bareng aku ke mesjid buat dengar pengajian. Wah… Benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat. Aku jadi teringat juga pada jilbab yang aku berikan dulu.” Ternyata jilbab ini memang pakaian yang dibuat oleh Allah untuk para akhwat” gumam ku pelan.

Bibirku mulai bergerak melantunkan ayat suci al-quran. Surat al-ahzab ayat 59. Kubaca berkali-kali sampai  aku benar-benar hafal diluar kepala beserta maknanya. Ayat itu isinya: perintah Allah kepada para akhwat untuk berjilbab.” Tapi akhwat sekarang yang munafik juga banyak” decak hatiku. Orang berjilbab itu orientasinya macam-macam, tidak semua ikhlas menjalankan perintah Rabb Allah Tuhan yang Esa. Aku teringat teman-teman akhwat di kompleks tempat tinggalku. Ada Asya, dia makai jilbab cuma buat kelihatan cantik, biar jadi perhatian sama ikhwan. Aku sudah pernah lihat dia ciuman didepan umum dengan pacarnya, meski dia pakai jilbab. “Ya Allah… Trus buat apa jilbabnya, kalau tangannya saja ia relakan dipegang oleh ikhwan non mahram” bisikku. Atau Karin yang makai jilbab cuma ikut-ikutan temannya. Kulihat kepalanya memang memakai jilbab, tapi… Masya Allah… celana jeans dan bajunya ketat, menonjolkan bentuk tubuhnya. Aduh… harusnya jilbab itu longgar. Aku juga kasihan liat si Siti tetangga depan rumahku. Karena ayahnya seorang Kiai, ia dipaksa memakai jilbab oleh ayahnya. Padahal dia tidak mau. Pernah aku tanya dia kenapa dia tidak mau memakai jilbab? Dia menjawab ketus; “Pakai jilbab itu gerah banget… lagian aku nggak mau disebut cewek sok alim, sok suci”. Hatiku miris mendengar kata-katanya. Apa ini yang disebut cewek modern? Tanyaku pada hatiku sendiri. Ada lagi yang lebih parah, namanya Vina, dia sekolah di Madrasah Aliyah. Dia memakai jilbab cuma formalitas, karena peraturan sekolahnya, bagi para akhwat wajib memakai jilbab. Dan kalau kesekolah, dia memang memakai  jilbab. Tapi begitu pulang, sampai rumah…? kalau dia main keluar rumah…? aku lihat dia memakai celana hotpants sama tanktop. “Sungguh ironis…!”. Aku menghela nafas dalam-dalam. “Ya Allah… Naudzubillahimin dzalik” batinku berteriak.

Aku juga pernah dengar statement dari seseorang, kenapa jilbab itu banyak dipakai akhwat di timur-tengah… Karena daerah disana, kata dia… adalah padang pasir yang berdebu. Untuk menghindari debu dibuatlah jilbab. Aku tertawa mendengar statementnya, lucu, bodoh dan nggak beralasan. Kalo memang berdebu, harusnya nggak cuma akhwat yang pakai jilbab, tentu ikhwan juga harus memakai. Tapi nyatanya…? Dia benar-benar nggak tahu perintah Allah.

“Hayow… ngelamun, mikir siapa?” Aku terkejut ketika pundakku ditepuk Zahro’ dari belakang. “Ah, kamu ngagetin aku aja…” ucapku tergagap. Kulihat Zahro’ dengan jilbabnya. Manis… Lalu dia duduk disampingku. “Wah, jam kosong Nis, tadi kudengar buguru ada acara keluar kota”. Aku tersenyum. “Wah, nggak ada kegiatan dong, ntar buat kegiatan ah…”

“Eh Nis, tau nggak…? si Kevin baru aja nembak aku tadi…”

“Wuiihh…! Kevin yang tajir itu, yang kalo berangkat naik mobil itu, yang anak pengusaha itu…?” tanyaku.

“Iya… Mang dia, sekarang Kevin, kemarin Ferdy, kemarin lagi…”

“Mang ada berapa orang sih Zahro’ yang nembak kamu? Tanyaku penasaran.

“Aku itung dulu… satu… dua… tiga…”. aku tersenyum lihat Zahro’ begitu serius menghitung dengan jari tangannya. “Ada enam Nis…” kata dia terlonjak.

“Wah… kok bisa ya…?” Kulihat wajah Zahro’, dia terdiam beberapa saat. “Mang ada yang salah dengan jilbabku ya Nis?” tanyanya.

“Nggak…! Jilbabmu dan pakaianmu syar’i kok” jawabku meyakinkan.

“Trus kenapa ya…? Banyak cowok yang pengen aku jadi pacarnya. Padahal dulu nggak?”

“Itu namanya ujian dari Allah, trus sekarang gimana?” pancingku agar dia mau jujur dengan hatinya.

“Ya… seperti katamu, KEEP ISTIQOMAH. Sampai ada yang datang mengkhitbah kita” ucap Zahro’ serius tanpa keraguan. Hatiku lega akhirnya. “Alhamdulillah… Beneran nih, enam—enamnya ditolak?”

“Ya… Iyalah, kan yang masuk surga aku… Katamu kalo yang Islam Cuma KTP-ku doang, ntar yang masuk surga KTP-ku, he..he..he..”. Aku ikut tertawa. Masih ingat juga dia dengan candaanku kemarin.

Aku lalu bangkit dan menarik tangannya. “Kalo begitu aku mau teriak seperti kamu dulu…” ku genggam tangan Zahro’. Kulihat dia kebingungan. “Lho… nggak jadi istiqomah?” tanyanya sambil setengah berlari. Aku dan Zahro’ sampai ke tengah lapangan basket.

“ Please…! look at me…!” teriakku.

“Hai… Nisa… jangan! Zahro’ hendak mencegahku.

Please…! look at me…! hi girls… please…! look at me… i’m beautiful…”

Kembali kulirik  Zahro’, ia tersenyum. Lalu ikutan teriak-teriak juga.

Please…! look at me…! hi girls… please…! look at me… i’m beautiful…”

Aku senang… akhirnya dia dapat memahami maksudku. Aku berharap akhwat disekolah ini mau memakai jilbab dengan syar’i untuk menjaga kesuciannya dan menjaga tingkah lakunya. Ikhlas, tulus dan sabar dalam menjalankan perintah Allah. Tidak riya’ dan yang lainnya. Dan sampai kapanpun dakwahku tak akan berhenti…

I’m khoirunnisa

by Lilia Nurul Huda

Cerpen: Perempuan Sempurna, Siapakah Engkau?

rose
Ketika akhirnya saya dilamar oleh seorang lelaki, saya luruh dalam kelegaan. Apalagi lelaki itu, kelihatannya ‘relatif’ sempurna. Hapalannya banyak, shalih, pintar. Ia juga seorang aktivis dakwah yang sudah cukup matang. Kurang apa coba?Saya merasa sombong! Ketika melihat para lajang kemudian diwisuda sebagai pengantin, saya secara tak sadar membandingkan, lebih keren mana suaminya dengan suami saya.Sampai akhirnya air mata saya harus mengucur begitu deras, ketika suatu hari menekuri 3 ayat terakhir surat At-Tahrim.
Sebenarnya, sebagian besar ayat dalam surat ini sudah mulai saya hapal sekitar 10 tahun silam, saat saya masih semester awal kuliah. Akan tetapi, banyak hapalan saya menguap, dan harus kembali mengucur bak air hujan ketika saya menjadi satu grup dengan seorang calon hafidzah di kelompok pengajian yang rutin saya ikuti.Ini terjemah ayat tersebut:

66:10. Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.

66:11. Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim”,

66: 12. dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.
SEBUAH KONTRADIKSI

Ada 4 orang yang disebut dalam 3 ayat tersebut. Mereka adalah Istri Nuh, Istri Luth, Istri Firaun dan Maryam. Istri Nuh (IN), dan Istri Luth (IL) adalah symbol perempuan kafir, sedangkan Istri Firaun (IF) dan Maryam (M), adalah symbol perempuan beriman. Saya terkejut, takjub dan ternganga ketika menyadari bahwa ada sebuah kontradiksi yang sangat kuat. Allah memberikan sebuah permisalan nan ironis. Mengapa begitu?

IN dan IL adalah contoh perempuan yang berada dalam pengawasan lelaki shalih. Suami-suami mereka setaraf Nabi (bandingkan dengan suami saya! Tak ada apa-apanya, bukan?). Akan tetapi mereka berkhianat, sehingga dikatakanlah kepada mereka, waqilad khulannaaro ma’ad daakhiliin…
Sedangkan antitesa dari mereka, Allah bentangkan kehidupan IF (Asiyah binti Muzahim) dan M. Hebatnya, IF adalah istri seorang thaghut, pembangkang sejati yang berkoar-koar menyebut “ana rabbakumul a’la.” Dan Maryam, ia bahkan tak memiliki suami. Ia rajin beribadah, dan Allah tiba-tiba berkehendak meniupkan ruh dalam rahimnya. Akan tetapi, cahaya iman membuat mereka mampu tetap bertahan di jalan kebenaran. Sehingga Allah memujinya, wa kaanat minal qaanithiin…
PEREMPUAN SEMPURNA

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda:
“Sebaik-baik wanita penghuni surga itu adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Firaun, dan Maryam binti Imran.” (HR. Ahmad 2720, berderajat shahih).
Empat perempuan itu dipuji sebagai sebaik-baik wanita penghuni surga. Akan tetapi, Rasulullah saw. masih membuat strata lagi dari 4 orang tersebut. Terpilihlah dua perempuan yang disebut sebagai perempuan sempurna. Rasul bersabda, “Banyak lelaki yang sempurna, tetapi tiada wanita yang sempurna kecuali Asiyah istri Firaun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya keutamaan Asiyah dibandingkan sekalian wanita adalah sebagaimana keutamaan bubur roti gandum dibandingkan dengan makanan lainnya.” (Shahih al-Bukhari no. 3411).

Inilah yang membuat saya terkejut! Bahkan perempuan sekelas Fathimah dan Khadijah pun masih ‘kalah’ dibanding Asiyah IF dan Maryam binti Imran. Apakah gerangan yang membuat Rasul menilai semacam itu?

Ah, saya bukan seorang mufassir ataupun ahli hadits. Namun, dalam keterbatasan yang saya mengerti, tiba-tiba saya sedikit meraba-reba, bahwa penyebabnya adalah karena keberadaan suami. Khadijah, ia perempuan hebat, namun ia tak sempurna, karena ia diback-up total oleh Muhammad saw., seorang lelaki hebat. Fathimah, ia dahsyat, namun ia tak sempurna, karena ada Ali bin Abi Thalib kw, seorang pemuda mukmin yang tangguh.

Sedangkan Asiyah? Saat ia menanggung deraan hidup yang begitu dahsyat, kepada siapa ia menyandarkan tubuhnya, karena justru yang menyiksanya adalah suaminya sendiri. Siksaan yang membuat ia berdoa, dengan gemetar, “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim.” Siksaan yang membuat nyawanya terbang, ah… tidak mati, namun menuju surga. Mendapatkan rizki dan bersukaria dengan para penduduk akhirat.

Bagaimana pula dengan Maryam? Ia seorang lajang yang dipilih Allah untuk menjadi ibunda bagi Nabi Isa. Kepada siapa ia mengadu atas tindasan kaumnya yang menuduh ia sebagai pezina?
Pantas jika Rasul menyebut mereka: Perempuan sempurna…
JADI, YANG MENGANTAR ke Surga, Adalah Amalan Kita

Jadi, bukan karena (sekadar) lelaki shalih yang menjadi pendamping kita. Suami yang baik, memang akan menuntun kita menuju jalan ke surga, mempermudah kita dalam menjalankan perintah agama. Namun, jemari akan teracung pada para perempuan yang dengan kelajangannya (namun bukan sengaja melajang), atau dengan kondisi suaminya yang memprihatinkan (yang juga bukan karena kehendak kita), ternyata tetap bisa beramal dan cemerlang dalam cahaya iman. Kalian adalah Maryam-Maryam dan Asiyah-Asiyah, yang lebih hebat dari Khadijah-Khadijah dan Fathimah-Fathimah.
Sebaliknya, alangkah hinanya para perempuan yang memiliki suami-suami nan shalih, namun pada kenyataannya, mereka tak lebih dari istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth. Yang alih-alih mendukung suami dalam dakwah, namun justru menggelendot manja, “Mas… kok pergi pengajian terus sih, sekali-kali libur dong!” Atau, “Mas, aku pengin beli motor yang bagus, gimana kalau Mas korupsi aja…”
Benar, bahwa istri hebat ada di samping suami hebat. Namun, lebih hebat lagi adalah istri yang tetap bisa hebat meskipun terpaksa bersuamikan orang tak hebat, atau bahkan tetapi melajang karena berbagai sebab nan syar’i. Dan betapa rendahnya istri yang tak hebat, padahal suaminya orang hebat dan membentangkan baginya berbagai kemudahan untuk menjadi hebat. Hebat sebagai hamba Allah!
Wallahu a’lam bish-shawwab.

Dikutip dari cerpen Mbak Afifah Afra 🙂
Thank u sister.. u really a great writer…

Antara Dua Pilihan : Mati Husnul Khotimah atau Su’ul Khotimah

KazuMi ^o^

… KISAH NYATA …

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim … Seorang Syeikh hafizhullah pernah bercerita:
Seseorang memperlihatkan sebuah foto kepadaku. Ketika aku melihat foto itu, ternyata itu adalah foto seorang wanita

yang penuh dandanan, putih dan cantik. Berpakaian tapi telanjang. Maka aku menghardik orang itu dan mengatakan: “Takutlah kepada Allah!! Mengapa engkau perlihatkan gambar ini kepadaku?! Apakah engkau tidak takut kepada Allah?!” Lalu ia berkata: “Bukan demikian. Aku memperlihatkannya kepada Anda untuk memberitahukan kepada Anda, bahwa yang Anda lihat itu adalah wanita yang ada di gambar satu ini!”

Aku memperhatikan foto lain yang diperlihatkannya. Ternyata itu adalah gambar seorang wanita yang wajahnya telah menghitam. Seluruh bagian tubuhnya mulai gelap. Ia tewas terbunuh oleh suaminya sendiri. Dan amal terakhirnya di dunia ini adalah meminum khamr di satu tangan dan merokok di tangan yang lainnya.

Aku akhirnya tahu bahwa ia adalah salah satu penyanyi yang sangat populer semasa hidupnya. Semoga Allah melindungi kita dari yang seperti…

View original post 498 more words

Kebiasaan Yang Baik Akan Berbuah Kebaikan

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

”Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.”

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

”Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.”

Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.” Ibu menjawab: “Mengapa?” Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.”

”Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.”

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.” Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.”

”Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.”

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?” Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi.” Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana.”

”Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.”

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.” Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.” Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

”Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.”

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?” Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”

”Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.”
(Sumber : kata2hikmah0fa.wordpress.com)

Shopping Bareng Kakak = Happy Shopping

Bahagianya punya kakak yang suka bercanda. Setiap berjalan selalu ada lelucon yang keluar dari mulutnya. Membuatku tertawa terpingkal-pingkal! Dan dia memiliki bakat yang luar biasa hebat! banting harga barang dengan harga yang sangat rendah.

alhasil, harga barang yg tadinya 65rb, ditawar menjadi 40rb. wow.. harga yg turun drastis! terima kasih kak, karna bakatmu aku bisa mendapatkan sepatu yang aku mau dengan harga yang murah… alhamdulillah… hehehhe

ini dia potret kakak ku.. hah.. bener2 lucu ya…??!!

IMG_20121120_091922

Hitam Putih

Hitam putihku di sini
hitamnya mungkin lebih dari putih
Aku akui ku takkan pernah berhenti
menghambakan diri
meski aku masih sehitam jelaga
Rindu aku tak berujung
Sampai tiba nanti aku bertemu
DenganMu Tuhan Pengasih Maha Penyayang
menghambakan diri
meski aku tak seputih harapanMu

Kau yang ku cinta
selama-lamanya
sehitam apapunku putihkanku
Dengan AmpunanMu
Kau yang ku puja
selama lamanya
Takkan pernah berhenti aku berharap
cinta… Rahmat dan kasih sayangMu
Allah yang Maha Kuasa.